“Hai guys,..... sejarah kelas x
.blogspot.com kali ini akan membahas tentang Jenis Sumber Sejarah.
Postingan ini diharapkan dapat membantu
kalian dalam mengamati, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data
lanjutan, mengasosiasi serta mengkomunikasikan hasil analisis dalam
bentuk mengenai sumber sejarah, bukti sejarah dan fakta sejarah dan macamnya.”
1. Sumber
tertulis
Sumber tertulis adalah keterangan tentang peristiwa masa lalu yang
disampaikan secara tertulis dengan mengguakan media tulis sepeti batu dan
kertas. Sumber terulis dengan menggunakan
batu disebut prasasti. Di Indonesia, sumber tertulis berupa prasasti
sangat banyak. Dari keterangan prasasti itulah kita mengetahui adanya Kerajaan
Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat. Keduanya
dipercaya sebagai kerajaan tertua di Indonesia, dan keduanya menganut agama
Hindu. Reflika sumber tertulis berupa prasasti tersebut kini tersimpan di dalam
Museum Nasional di Jakarta.
Penemuan kertas menggantikan batu sebagai media penulisan. Informasi yang
diiberikan media kertas lebih banyak dan lebih lengkap bila dibandingkan media
batu. Tulisan pejabat VOC dan pemerintah kolonial Hindia Belanda menjadi sumber
tertulis yang dijadikan dasar untuk merekonstruksi masa lalu bangsa Indonesia
pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Informasi tertulis itu dapat berupa cerita,
laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatan, atau laporan pejabat kepada
atasanya tentang suatu peristiwa yang terjadi di wilayahnya. Kini data atau
sumber tertlulis dengan menggunakan media kertas tersebut disimpan di dalam
Arsip Nasional Republik Indonesia.
2. Sumber lisan
Data atau sumber sejarah tidak semuanya ditulis. Banyak juga data atau
sumber sejarah yang tidak tertulis. Jenis data atau sumber sejarah ini disebut
sbagai data atau sumber lisan. Cara memperolehnya melalui teknik wawancara
kepada pelaku atau skasi sejarah.
Pelaku sejarah adalah orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa
sejarah. Sebagai contoh pelaku sejarah dalam perjuangan kemerdekaan, proklamasi
kemerdekaan, peristiwa Gerakan 30 September 1965, ataupun peristiwa reformasi
pada tahun 1998.
Saksi sejarah ialah orang yang mengetahui suatu peristiwa sejarah, tetapi
tidak terlibat secara langsung. Misalnya petani yang menyaksikan pertempuran
pada masa perang kemerdekaan, atau masyarakat sekitar tempat tinggal Presiden
Sekarno di jalan Pegangsaan Timur yang menyaksikan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945, atau orang-orang yang menyaksikan sekitar
peristiwa Gerakan 30 September 1965 maupun Reformasi tahun 1998.
Arsip Nasional Republik Indonesia memiliki banyak rekaman hasil wawancara
mereka terhadap pelaku sejarah. Hasil wawancara itu dapat dimanfaatkan untuk
pelajaran sumber lisan.
Kelebihan dari penelitian sejarah
lisan :
- Pengumpulan data dapat dilakukan dengan adanya komunikasi dari dua arah (antara peneliti dengan tokoh) sehingga jika ada hal yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan pada nara sumber.
- Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis (terbuka) karena memungkinkan sejarawan untuk mencari informasi dari semua golongan masyarakat (baik rakyat biasa sampai pejabat)
- Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam sumber tertulis atau dokumen.
Kekurangan dari Sejarah Lisan :
- Keterbatasan daya ingat seorang pelaku/saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.
- Memiliki subjektifitas yang tinggi dikarenakan sudut pandang yang berbeda dari masing-masing pelaku dan saksi terhadap sebuah peristiwa. Sehingga mereka akan cenderung memperberbesar peranannya dan menutupi kekurangannya.
3. Sumber Benda
Sumber benda disebut juga
sebagai sumber corporal , yaitu sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan
benda-benda kebudayaan, misalnya, alat-alat atau benda budaya, seperti kapak,
gerabah, perhiasan, manik-manik, candi, dan patung. Sebagian sumber benda ini
terdapat di museum, dan sebagiannya dapat disaksikan langsung di lokasi,
seperti Candi Prambanan, Candi Borobuduru, dan lain sebagainya.
Sumber :
Referensi
:
- Kuntowijoyo, 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya
- Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia I – VII, Penerbit : Dep. Pend. & Keb. - Balai Pustaka, Cet. 6, 1990
- Taufik Abdullah (Ed.). Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2010
No comments:
Post a Comment